Targetkan Ketahanan Keluarga Harmonis, IPARI Sumenep Laksanakan Workshop Asbajan
Sumenep, moralika.com – Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Kabupaten Sumenep melaksanakan Workshop Agen Sakinah Mawadah wa-Rahmah Baiti Jannati (Asbajan). Kegiatan tersebut dilaksanakan di Gedung Workshop Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Sumenep, Kamis (23/10/2025).
Acara ini mengusung tema “Peran Strategis Penyuluh Agama dalam Menangani Tingginya Angka Perceraian dan Problematika Keluarga di Kabupaten Sumenep Melalui Pendekatan Holistik.” Peserta pelatihan tersebut adalah anggota penyuluh agama se-Kabupaten Sumenep sebanyak 150 orang.
Ketua Panitia, Faishal Rimzani mengungkapkan, workshop kali ini bertujuan untuk menguatkan peran penyuluh dalam menangani persoalan keluarga dan perceraian. Sedikitnya, ada tiga program utama yang ditargetkan dapat terealisasi pasca-pelatihan itu.

Program pertama, yakni fokus pada pencegahan perceraian. Langkah ini dinilai penting, mengingat angka perceraian di Sumenep meningkat signifikan selama tiga tahun terakhir. Menurut Faishal, penyuluh agama sudah sewajibnya hadir untuk memberikan layanan bagi keluarga, baik yang baru menikah maupun yang sudah lama.
“Pada 2023, terjadi dua kasus pembunuhan oleh suami terhadap istri di Batang-Batang dan Manding. Peristiwa itu menjadi pemicu kami bergerak,” ungkapnya, Kamis (23/10/2025).
Target program unggulan kedua, yaitu bertajuk Be Smart. Program ini menekankan pentingnya peningkatan perhatian terhadap kesehatan mental masyarakat. Berdasar analisis yang dilakukan IPARI, masalah mental sering menjadi pemicu utama pada mayoritas kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Program unggulan berikutnya yang masuk dalam target agenda pasca-Worshop Asbajan, yakni Suluh Sahabat. Kata Faishal, program ini difokuskan pada digitalisasi penyuluhan. Melalui pemanfaatan sosial media, maka penyuluh agama bisa menyampaikan materi keagamaan dengan jangkauan yang lebih luas.

“Tiga program itu, diharapkan mampu menekan angka perceraian di Sumenep,” ucapnya.
Ketua IPARI Sumenep, Moh Halili menjelaskan, kegiatan tersebut menjadi bagian dari strategi kolaboratif untuk menekan angka perceraian. Secara teknis, IPARI akan menggandeng berbagai pihak, mulai dari ulama, akademisi, konselor keluarga, kementerian agama, pengadilan agama. Bahkan juga berkolaborasi dengan lembaga pendidikan, hingga Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Sumenep.
“Kami akan membentuk pos layanan keluarga di seluruh kecamatan,” katanya.
Sementara itu, tiap pos layanan keluarga di masing-masing kecamatan, akan ada enam hingga tujuh penyuluh agama. Mereka merupakan jebolan peserta Pelatihan Asbajan yang sengaja digelar tahun ini. Penting diketahui, lanjut Halili, penyuluh agama tidak hanya berperan di bidang keagamaan, tapi juga sosial.

“Penyuluh harus menempati barisan terdepan dalam menjaga ketahanan keluarga dan mencegah persoalan rumah tangga sejak dini,” tegasnya.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sumenep, Abdul Wasid menyampaikan, pelatihan serupa memang penting untuk dilaksanakan. Bahkan, dia menganggapnya sangat strategis untuk menguatkan kompetensi penyuluh agama. Sehingga, makin memaksimalkan program pembinaan keluarga sakinah serta mencegah perceraian.
“Peserta akan mendapat wawasan dan strategi efektif untuk mewujudkan keluarga yang sakinah, mawadah, wa-rahmah,” ujarnya.
Seluruh wawasan dan informasi yang diperoleh peserta, lanjut Wasid, harus bisa menjadi dasar dalam perumusan langkah strategis ke depan. Terutama dalam membangun ketahanan keluarga yang harmonis.

“Semoga tiap langkah dalam kegiatan penyuluhan ini, menjadi amal ibadah dan memberikan kepuasan batin bagi kita semua,” pungkasnya. (ifh/bus)
Join WhatsApp channel moralika.com agar tidak ketinggalan berita terbaru lainnya.
Gabung










