Belajar dari Perjuangan Aliya Zahra, Perubahan Besar Dimulai dari Langkah Sederhana - Moralika.com
Moralika.com
BAPPEDA
STKIP
BKPSDM
Yazid
BPRS
Beranda Berita Belajar dari Perjuangan Aliya Zahra, Perubahan Besar Dimulai dari Langkah Sederhana

Belajar dari Perjuangan Aliya Zahra, Perubahan Besar Dimulai dari Langkah Sederhana

AKTIVIS PEREMPUAN: Aliya Zahra saat mengisi acara bersama siswa di salah satu sekolah. (Moralika/Ist)

“Kesempatan untuk menjadi hebat tidak diwariskan dari keluarga kaya, tapi diciptakan oleh mereka yang berani bermimpi. Maka bermimpilah setinggi mungkin, sebab dunia tak pernah membatasi”

IQBAL FUADI HASBUNA, Sumenep, Moralika.com

Hidup hanya sekali. Perjalanannya pun tak bisa diulang. Maka berbuatlah yang terbaik. Sebab buah yang dipetik esok, bergantung pada benih yang ditanam hari ini. Begitulah gambaran prinsip hidup yang terus diperjuangkan oleh aktivis perempuan asal Dusun Perigi Barat, Desa Gadu Barat, Kecamatan Ganding, Sumenep, Aliya Zahra.

Aktivis bersuara lantang itu akrab disapa Aliya. Dia berasal dari keluarga sederhana di pelosok desa. Meskipun begitu, kondisi tersebut tidak menjadikannya lebih kerdil dari yang lain. Bahkan, Aliya bertekad untuk bisa lebih hebat dengan berbagai prestasi yang diraihnya.

Banyak orang yang menilai perempuan sebagai sosok yang lemah dan terbelenggu dengan berbagai keterbatasan. Tapi, pandangan seperti itu ditepis jauh oleh Aliya. Baginya, perempuan memiliki posisi yang sama sebagai manusia, bahkan tidak lebih rendah dibandingkan laki-laki.

Perjalanan hidup Aliya, penuh dengan perjuangan berliku. Namun, kehidupan keras yang dia lalui, tidak membuatnya patah. Malah sebaliknya, dinamika itu menjadikan dia tertempa lebih kuat.

Aliya konsisten menjadi penggerak perempuan. Gerakannya telah dimulai sejak masih berada di bangku sekolah. Bahkan, sampai sekarang menjadi mahasiswa, dia selalu menempati barisan terdepan untuk melantangkan suara tentang isu kemerdekaan seorang perempuan.

“Saya ingin membuktikan, perempuan dari keluarga sederhana pun bisa berdiri tegak,” ujarnya.

Menurutnya, kebebasan dan kemerdekaan seorang perempuan, harus dimulai dari pemenuhan haknya untuk mendapatkan kesempatan berpendidikan yang layak. Berdasar pada prinsip itu, dia berkomitmen untuk terus menempa dirinya agar menjadi perempuan berpendidikan. Meskipun berasal dari keluarga sederhana, semua itu tidak dianggapnya sebagai penghalang.

Aliya adalah alumnus Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Zainussalim, Desa Gadu Barat, Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep. Studinya dari usia dini hingga menamatkan status siswa, dijalaninya di lembaga pendidikan tersebut.

Semasa berproses di bangku sekolah menengah atas (SMA), Aliya memang dikenal sebagai peserta didik yang aktif dan sering tampil di muka umum. Tidak heran jika dia dipilih sebagai ketua organisasi siswa intra sekolah (Osis).

GRAFIS: Sederet prestasi Aliya Zahra, aktivis asal Kecamatan Ganding, Sumenep. (Moralika/Desain Bukhari Muslim)

Perjuangan kerasnya, tidak berujung sia-sia. Banyak kejuaraan yang berhasil dia taklukkan saat masih menjadi siswa. Mulai dari lomba menulis cerita pendek (cerpen), olimpiade nasional, hingga lomba selawat tingkat di tingkat kabupaten.

“Menulis dan berbicara adalah cara saya menyuarakan keresahan,” tuturnya.

Kini, Aliya melanjutkan pendidikan sebagai mahasiswa jurusan Teknologi Informasi di Universitas Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep. Sebenarnya, proses Aliya tidak sekadar menempa karir dalam dunia akademik. Dia juga aktif berorganisasi bahkan menggagas gerakan organisatoris. Bidang olahraga pun dia geluti, yaitu sebagai warga Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).

“Perempuan harus kuat, tidak hanya secara mental, tapi juga fisik,” katanya sambil tersenyum.

Torehan prestasi yang didapatkan Aliya, ternyata terus berkembang hingga beradea di lingkungan kampus. Saat masih semester satu, sudah banyak ajang perlombaan yang dia menangkan. Beberapa di antaranya seperti lomba debat, tausiah, hingga menulis. Bukan hanya itu, dia juga sering menjadi pembicara di forum nasional, moderator profesional, hingga MC di berbagai acara.

Menata karir menjadi lebih baik, tidak membuatnya lupa untuk terus menggemakan perjuagan tentang isu perempuan. Awalnya, gerakan tersebut dilakukan dari kelompok paling kecil. Aliya menyediakan ruang diskusi terhadap teman-teman sepermainannya di kampung

“Semula mereka malu, tapi ada keinginnan untuk belajar,” ucapnya.

Bermula dari diskusi sederhana itulah, kemudian Aliya menggagas organisasi bernama Setara Perempuan. Organisasi tersebut sebagai ruang kecil bagi perempuan untuk saling menguatkan. Tidak ada pandang bulu dalam organisasi itu, baik dari sisi latar belakang pendidikan, organisasi, bahkan usia.

“Semua statusnya sama dan memiliki kesempatan yang sama pula untuk belajar bahkan menyampaikan pendapat,” tegasnya.

Seiring waktu, gerakan tersebut makin banyak menarik minat para perempuan, terutama di Kecamatan Ganding. Bahkan sekarang, anggota Setara Perempuan sudah makin kompleks dari berbagai kampus di Sumenep. Kegiatannya beragam dan sederhana, mulai dari seputar literasi, advokasi, dan pemberdayaan perempuan.

“Tidak semua perempuan butuh diselamatkan. Kadang mereka hanya butuh didengar,” ujarnya pelan.

Meskipun aktivitasnya sangat padat, Aliya selalu menyempatkan diri untuk menulis. Dia memiliki karya buku berjudul “Catatan Kritis Perempuan: Sebuah Analisis Dinamika Sosial.” Buku itu adalah refleksi atas kegelisahannya terhadap ketidakadilan yang masih kerap dialami perempuan di akar rumput.

Bagi Aliya, manusia memang tidak bisa memanipulasi masa lalu dan takdir. Namun, masa depan masih bisa direncanakan dengan baik. Orang yang kritis tidak pernah menyalahkan kondisi, tetapi selalu mencari dan memanfaatkan peluang. Aliya telah membuktikan, perubahan besar bisa dimulai dari langkah paling sederhana – kepedulian.

“Filosofinya sederhana, bergerak meski merangkak,” katanya. (*/bus)

Join WhatsApp channel moralika.com agar tidak ketinggalan berita terbaru lainnya.

Gabung
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan