Disnaker Sumenep Dapat Jatah DBHCHT 2025, Porsi Anggaran Mencapai Miliaran
Sumenep, moralika.com – Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Sumenep dapat jatah anggaran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) 2025. Porsi yang dialokasikan untuk organisasi perangkat daerah (OPD) tersebut mencapai sebesar Rp1,6 miliar.
Kabid Pelatihan, Produktivitas dan Hubungan Industrial Disnaker Sumenep, Eko Ferryanto mengatakan, anggaran DBHCHT tahun ini direalisasikan untuk dua kegiatan. Meliputi program pelatihan kerja dan pembayaran iuran BPJS Ketenagakerjaan bagi buruh pabrik rokok serta petani tembakau.
“Jadi, keselamatan kerja buruh pabrik rokok dan petani tembakau, dijamin BPJS yang dibayarkan melalui anggaran DBHCHT,” ungkapnya, Selasa (9/9/2025).

BPJS Ketenagakerjaan melalui anggaran DBHCHT 2025, mampu mengakomodasi 2.274 buruh pabrik rokok dan petani tembakau. Sedangkan, mengenai program pelatihan kerja, terealisasi menjadi 11 macam pelatihan.
Bermacam jenis pelatihan kerja tersebut, salah satunya seperti <span;>tata boga, rias pengantin, las listrik, menjahit, desain grafis, multimedia dan lain-lain. Jumlah peserta di masing-masing jenis pelatihan yaitu 16 orang.
“Kami sudah melaksanakan sembilan pelatihan. Tinggal dua pelatihan yang belum selesai,” sebutnya.
Eko menjelaskan, instansinya sengaja membatasi jumlah peserta di tiap jenis pelatihan. Menurutnya, semua itu bertujuan untuk menyesuaikan dengan standarisasi keberhasilan pelaksanaan program pelatihan.

“Peserta hanya mendapatkan materi, tidak ada bantuan alat,” ucapnya.
Anggota Komisi II DPRD Sumenep, Masdawi, meminta OPD teknis untuk tidak sekadar melaksanakan kegiatan formal. Pascapelaksanaan pelatihan, harus dilakukan pemantauan lebih lanjut terhadap masing-masing peserta.
“Jadi, perlu dilakukan pendampingan secara berkelanjutan dari pemerintah kepada peserta pelatihan,” ujarnya.
Tujuan pendampingan yang dimaksud, lanjut Masdawi, adalah untuk memastikan progresivitas pelatihan kerja itu benar-benar terbukti manfaatnya. Sehingga, tiap peserta pelatihan mampu menjalankan usaha secara mandiri dan berdampak pada penjngkatan ekonomi.

“Kalau bisa, peserta juga dibantu dengan pemberian alat. Karena, kalau hanya pelatihan saja, maka dampaknya minim,” pungkasnya. (bus)
Join WhatsApp channel moralika.com agar tidak ketinggalan berita terbaru lainnya.
Gabung