Warga Branta Pesisir Keluhkan Sampah Kiriman dari Laut
Pamekasan, meralika.com – Permukiman warga Desa Branta Pesisir, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan sering dilanda banjir rob. Bahkan, bersamaan dengan pasangnya air laut, banyak sampah kiriman yang menumpuk di halaman rumah warga.
Hampir separuh permukiman warga di desa ini berpapasan langsung dengan bibir pantai. Namun demikian, tidak ada tembok pembatas antara permukiman warga dengan laut untuk mencegah datangnya banjir rob.
Warga Dusun Mayang, Desa Branta Pesisir, Qo’i mengatakan, sampah kiriman dari laut memang menjadi persoalan yang sering dikeluhkan oleh penduduk setempat. Menurutnya, upaya mengatasi masalah serupa tidak bisa sekadar dengan mendorong kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan.

“Sampah itu bukan hanya dari warga di sini. Tetapi, banyak sampah dari luar yang terbawa arus,” ungkapnya, Senin (20/10/2025).
Qo’i menuturkan, pemerintah sempat menjanjikan pembangunan tembok pembatas di tepi laut. Hanya, rencana tersebut tidak kunjung diwujudkan sampai sekarang. Padahal, kata dia, langkah nyata dari pemerintah dalam mengatasi persoalan sampah kiriman banjir rob itu memang sangat ditunggu.
“Katanya sih di sini akan dibangun tembok laut, entah kapan. Kalau semisal itu terwujud, kan enak,” katanya.
Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, Universitas Islam Negeri (PMII UIN) Madura, Syamsul Arifin, turut menyoroti masalah sampah di Desa Branta Pesisir. Dia meminta pemerintah desa (pemdes) hingga Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan saling berkolaborasi mengatasi persoalan yang dikeluhkan warga.

Menurutnya, rencana pembangunan tembok pembatas di tepi laut sangat penting untuk segera direalisasikan. Supaya, masalah banjir rob dan sampah kiriman dari laut yang masuk ke permukiman warga dapat dicegah.
“Pemdes dan Pemkab harus ada kerja sama,” tegasnya.
Kades Branta Pesisir, Agus Istiqmal mengatakan, masalah banjir rob dan sampah yang terbawa arus ke permukiman warga bukanlah hal baru. Sebab, kata dia, rata-rata rumah warga di wilayah pesisir setempat sengaja dibangun oleh pemiliknya dengan mengeruk bibir pantai.
“Edukasi kepada warga agar tidak membuang sampah sembarang, sudah kami lakukan,” katanya.

Bahkan, Pemdes Branta Pesisir bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pamekasan, juga telah memberikan pengadaan tempat pengolahan sampah reduce-reuse-recycle (TPS3R). Hanya, selama ini masih banyak warga yang ngeyel membuang sampah sembarangan ke tepi laut.
“Kami harap, persoalan ini bisa diatasi dengan kesadaran bersama,” pungkasnya. (fan/bus)
Join WhatsApp channel moralika.com agar tidak ketinggalan berita terbaru lainnya.
Gabung









